Headlines News :

Baglog Bekas Jamur Tiram Sebagai Media Ternak Belut

Banyak manfaat yang bisa diambil dari budidaya jamur tiram, tidak hanya bisnis intinya yaitu budidaya Jamur Tiram. Tapi juga bisnis / usaha kembangannya juga sangat menarik, bermanfaat dan hasilnya cukup menggiurkan. Sebelumnya sudah pernah dibahas disini pemanfaatan media / baglog bekas jamur tiram yang digunakan untuk: media tambahan dalam pembuatan media tanam jamur tiram yang baru, digunakan untuk pupuk kompos, digunakan sebagai bahan bakar dalam proses sterilisasi pembuatan media / baglog jamur baru dan dimanfaatkan sebagai media tanam jamur merang. Ternyata tidak hanya sampai disitu saja, berbagai inovasi, percobaan dan perkembangan yang ada, media / baglog bekas jamur tiram juga bisa dimanfaatkan sebagai media untuk berternak belut.

Dalam memanfaatkan media / baglog bekas jamur tiram untuk ternak belut sangat sederhana dan tidak memerlukan tehnologi yang rumit, hanya perlu ketelatenan dan kesabaran. Seperti yang dilakukan oleh Suparno, peternak belut di Desa Caringin, Kecamatan Balaraja, Tangerang, Provinsi Banten yang memanfaatkan baglog / media tanam bekas jamur tiram. Menurut beliau, untuk mengisi kolam semen berukuran 2,7 m x 2,6 m, ia memerlukan sekitar 500 baglog. Baglog tersebut diperoleh dari budidaya jamur tiram yang ia jalankan sebelumnya. Ia sendiri mengelola sebuah kumbung jamur berukuran 9 m x 5 m berkapasitas 3.000 baglog. Sebelumnya, baglog bekas ia gunakan sebagai pupuk tanaman terung.

Sebagai media untuk ternak belut, baglog bekas tersebut dilepaskan dari plastik pembungkusnya dan dihancurkan. Kemudian ditambah dengan tanah halus serta pupuk kandang / kotoran ternak. dengan pebandingan 2 : 1 : 1. Campuran ketiga bahan itu ia aduk rata di dasar kolam. Di bagian atas campuran itu, diletakkan cacahan batang pisang, kira-kira 20%. Cacahan batang pisang mampu merangsang pertumbuhan rotifera sebagai pakan belut.

Di bagian teratas kemudian masih ditambah lagi dengan jerami sekitar 20% dari total media dan media ditambah air 5 - 10 cm diatas media. Komposisi media itu ia biarkan selama sebulan agar terjadi fermentasi.

Adaptasi

Indikasi media siap pakai jika media tak beraroma busuk. Saat itulah bibit belut ukuran sejengkal tangan ( 15 cm) mulai ditebar sebanyak 20 kg ( 100 - 125 ekor per kg). Menurut Suparno, pada pekan pertama 215 bibit meregang nyawa. 'Kemungkinan stres karena transportasi dan beradaptasi dengan lingkungan,' kata Suparmo. Maklum bibit belut didatangkan dari Kuningan, Jawa Barat, berjarak lebih dari 400 km.

Pada pekan kedua, didapati kematian belut hanya 2-3 ekor. Setelah itu hingga umur bibit belut sebulan 19 hari, tak ada yang mati. Pakan tambahan yang diberikan berupa 0,5 kg ikan kecil dan cacahan kodok rebus per hari untuk merangsang pertumbuhan belut. Selain itu kadang-kadang ia juga meletakkan ayam mati. Belut tidak makan ayam, tetapi magot alias belatung yang keluar dari bangkai ayam.

Pakan Alami

Ide memanfaatkan baglog jamur merupakan inovasi yang luar biasa. Selama ini peternak belut memanfaatkan campuran lumpur sawah dan pupuk kandang sebagai media belut. Yang pasti belut mampu bertahan dan berkembang di media baglog. Menurut Ade Sunarma, MSi, periset di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), Sukabumi, Jawa Barat, penggunaan baglog sebagai media belut merupakan inovasi baru.

Menurut Sunarma media bekas jamur besar kemungkinan mempercepat pertumbuhan pakan alami. Alasannya, media itu lebih mudah terurai karena mengalami fermentasi dari serbuk gergaji, bekatul, dan biji-bijian. 'Apalagi ditambah gedebong pisang yang juga sudah busuk, proses fermentasi lebih cepat,' kata Sunarma. Dampaknya pakan alami lebih cepat tersedia sehingga memacu pertumbuhan belut.

Dengan ketersediaan pakan alami diharapkan belut tumbuh cepat dan seragam. Pertumbuhan yang seragam berarti juga mencegah kanibalisme. Menurut Sunarma keseragaman dipengaruhi faktor biologis dan perilaku. Secara biologis pertumbuhan jantan lebih cepat daripada belut betina. Meski demikian, peternak tak mampu memilih bibit jantan agar lebih dominan.

Soalnya, belut bersifat hemafrodit. Perubahan jenis kelamin secara menetap terjadi ketika belut berumur 3-4 bulan. Selain itu perilaku berebut pakan berpeluang membuat ketidakseragaman. Yang kuat berpeluang mendapat pakan lebih banyak. 'Namun, masih harus dikaji lebih lanjut seberapa besar kemampuan belut mengkonsumsi pakan,' kata Ade.

Penggunaan baglog bekas mempermudah peternak karena jumlahnya melimpah. Di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, saja terdapat 400 pekebun jamur tiram. Setiap pekebun rata-rata mengusahakan 5.000-10.000 baglog. Ketika jamur tiram kian banyak diusahakan di berbagai kota, peluang untuk mendapatkan baglog bekas pun kian mudah. Selama ini baglog bekas hanya dibuang. Padahal, media apkir itu dapat menjadi hunian yang nyaman bagi belut. (Lastioro Anmi Tambunan)

Semoga bermanfaat..!!!

Sumber: trubusonline.co.id
Share this article :

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Kami hanya ingin memberi informasi.
    Kami bergerak dibidang budidaya belut di daerah lampung.
    Jika anda berminat ingin MEMBELI BELUT ataupun anda ingin MEMASOK BELUT ke kami, kami siap menerimanya. Berapapun jumlahnya.


    Dan juga kami selalu membuka :
    PELATIHAN BUDIDAYA BELUT DAN CACING SETIAP BULANNYA.


    Untuk info lebih lanjut mengenai harga dan jadwal, hubungi kami di :

    ====================================
    CV. SUMBER REZEKI

    Jl. Garuda No.36 RT/RW.29/07 Rejomulyo
    Metro Selatan - Kota Metro
    Lampung 34111
    (Belakang Polsek Metro Selatan)
    Telp : 0725 646 8078
    HP : 0858 4088 0024 | 0823 7787 8080 | 0878 9898 8145
    Pin BB : 292C7C04
    Email : belutlampung@gmail.com
    Website : www.belutlampung.com

    Kami tunggu kedatangan dan telpon dari anda.
    Terima Kasih
    ====================================

    ReplyDelete

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Budidaya Jamur Tiram - All Rights Reserved
Template Modification by Kang Icong Published by Icong Online
Proudly powered by Blogger