Headlines News :
Home » , » Kultur Jaringan Sebagai Pilihan Dalam Pembibitan Jamur Tiram

Kultur Jaringan Sebagai Pilihan Dalam Pembibitan Jamur Tiram

Dalam praktek budidaya jamur seringkali dalam pembuatannya tidak menggunakan spora secara langsung pada media tanamnya. Hal ini karena ukuran yang sangat kecil sehingga membuatnya sulit untuk ditangani.

Selain itu, dibutuhkan beberapa waktu untuk spora jamur tersebut tumbuh sebelum jamur lain menyerangnya. Seperti jamur yang tumbuh berwarna hijau dan menyebar jauh lebih cepat. Spora jamur yang diinginkan diharapkan berkembang lebih cepat untuk dapat memenuhi media tanam sebelum jamur atau bakteri lain mendahuluinya. Untuk mencapai hal ini, mengapa digunakan pembuatan bibit dengan cara kultur jaringan, dimana diharapkan memperoleh spora yang lebih banyak dan lebih cepat berkembang. Jaringan tersebut harus diinokulasikan ke media (sering kita sebut PDA) yang telah steril dan bebas dari kontaminan.

Setelah memperoleh bibit dari kultur jaringan (PDA), miselium yang cukup dewasa (bebas dari segala kontaminan), diinokulasikan pada media tanam yang steril. Bahan ini disebut sebagai bibit induk (sering disebut F1), yang kemudian oleh para pembudidaya besar dan ternama akan diturunkan lagi menjadi bibit tebar (F2).

Menggunakan bibit tebar (F2) akan memberikan keuntungan jamur mudah dibudidayakan dan dapat mengalahkan pertumbuhan jamur lain dalam media tanamnya. Hal ini karena miselium dalam bibit tebar tersebut sudah dewasa dan sudah beradaptasi pula dengan lingkungan sekitar.
Share this article :

1 comment:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Budidaya Jamur Tiram - All Rights Reserved
Template Modification by Kang Icong Published by Icong Online
Proudly powered by Blogger