Headlines News :
Home » , , , » Potensi Millet Sebagai Bahan Pangan

Potensi Millet Sebagai Bahan Pangan

Millet adalah bahan pangan manusia, dan juga pakan ternak. Nama millet, tidak terkait dengan genus atau spesies tumbuhan, melainkan dengan sekelompok tumbuhan penghasil biji-bijian kecil (serealia kecil), dari beberapa sub famili dalam famili rumput-rumputan (Poaceae). Salah satu millet paling populer di Indonesia, adalah jewawut (Setaria italica), yang juga disebut foxtail millet, italian millet, german millet, chinese millet, atau hungarian millet. Jewawut sudah dibudidayakan di China sejak 6000 tahun SM, dan sekarang menjadi tanaman biji-bijian yang cukup populer di Asia Tenggara.

Di Indonesia, millet tidak terlalu dikenal sebagai bahan pangan manusia. Millet justru lebih dikenal sebagai pakan burung. Baik burung perkutut, tekukur, puter, maupun burung pemakan biji lainnya seperti parkit. Millet yang paling dikenal masyarakat sebagai pakan burung adalah jewawut (foxtail millet, Setaria italica).


Jewawut sudah biasa dibudidayakan di Indonesia, sebagai pakan perkutut, tekukur, dan puter. Di daratan China, jewawut sudah dibudidayakan sejak 6.000 tahun SM, sebagai bahan makanan manusia.

Selain jewawut, yang juga dikelompokkan sebagai millet adalah: pearl millet (Pennisetum glaucum), proso millet, common millet, broom corn millet, hog millet, white millet (Panicum miliaceum), finger millet (Eleusine coracana), barnyard millet (Echinochloa spp.), kodo millet (Paspalum scrobiculatum), little millet (Panicum sumatrense), guinea millet (Brachiaria deflexa = Urochloa deflexa), browntop millet (Urochloa ramosa = Brachiaria ramosa = Panicum ramosum). Dari beberapa jenis millet ini, yang banyak diimpor untuk pakan burung adalah proso millet.

Padi liar teff (Eragrostis tef), fonio (Digitaria exilis), sorghum (Sorghum spp.) dan jali job's tears (Coix lacrima-jobi), juga sering dikategorikan sebagai millet. Meskipun karena butiran bijinya yang cukup besar, jali sebenarnya bukan termasuk kelompok millet. Bahkan sorghum pun, sebenarnya juga bukan kelompok millet. Di China dan Korea, millet adalah bahan pangan penting. Masyarakat disini sudah membudidayakan millet sejak sekitar 7.000 tahun SM, jauh lebih awal sebelum mereka membudidayakan padi.

Lima negara produsen millet terbesar dunia adalah (dalam juta ton) India 9, Nigeria 6,2, RRC 2,1, Niger 2,1, dan Mali 0,9. Produksi millet dunia masih lebih tinggi dibanding oat dan rye (sejenis gandum). Lima besar produsen oat : Rusia 4,5, Kanada 3,3, AS 1,6, Polandia 1,3, dan Finlandia 1,1. Produsen rye : Polandia 3,6, Jerman 3,3, Belarus 2,8, Ukraina 1,2, dan RRC 1,1. Produksi millet, oat, dan rye, masih relatif kecil dibanding sorgum, dan barley, sejenis gandum yang lebih banyak digunakan sebagai bahan malt, dalam industri bir.

Produsen sorgum terbesar adalah AS 9,8, Nigeria 8, India 8, Meksiko 6,3, dan Sudan 4,2. Barley : Rusia 15,7, Kanada 12,1, Jerman 11,7, Perancis 10,3, dan Ukraina 9. Produksi millet, oat, rye, sorgum, dan barley, sebenarnya juga masih relatif kecil dibanding tiga serealia terpenting dunia, yakni gandum, beras, dan jagung. Gandum : RRC 96,3, India 72, AS 57,1, Rusia 47,6, dan Perancis 36,9. Beras : RRC 185,4, India 129, Indonesia 53,9, Bangladesh 40, dan Vietnam 36,3. Jagung : AS 280,2, RRC 132,6, Brazil 34,8, Meksiko 20,5, dan Argentina19,5.

Gandum, padi, dan jagung adalah tiga serealia yang paling adaptif dengan iklim. Padi dan jagung, bisa dibudidayakan mulai dari kawasan tropis, gurun, temperete, dan dingin. Sementara gandum, agak rentan untuk dibudidayakan di iklim tropis, terutama di dataran rendah, atau dataran tinggi yang sangat basah, dan juga iklim dingin. Barley, oat, dan rye, adalah jenis gandum yang lebih toleran dengan iklim dingin. Millet dan sorgum, selama ini dikenal sangat toleran dengan iklim yang ekstrim panas, termasuk di kawasan tropis.

Karena terdiri dari bermacam genus dan sub famili, karakter masing-masing millet juga berlainan. Termasuk pola budidaya, serta pasca panennya. Namun secara umum, biji millet mempunyai kulit ari sangat tipis, yang melekat erat pada biji. Selain kulit luar biji yang keras, dan disebut sekam. Sifat biji millet ini sama dengan sorghum, dan juga bulgur. Kulit ari ini tidak mungkin dibuang dengan cara disosoh, tanpa menghancurkan biji itu sendiri. Beberapa jenis millet bahkan tidak mungkin dibuang sekamnya, tanpa menghancurkan bijinya.

Millet dan juga bulgur adalah serealia, yang sekamnya juga sulit dibuang tanpa menghancurkan bijinya. Alternatifnya adalah, serealia itu direbus setengah masak, baru kemudian digiling untuk membuang sekamnya. Resikonya adalah, kulit ari itu akan tetap melekat pada biji. Serealia yang telah direbus setengah masak, juga tidak mungkin ditepungkan. Sekarang sudah ditemukan teknologi penggilingan, dan penyosohan serealia berkarakter mudah hancur, termasuk millet dan sorghum. Hasilnya bisa masih berupa biji utuh, maupun tepung.

Keberatan konsumen terhadap serealia yang kulit arinya melekat erat pada biji adalah, kelezatannya akan menurun. Nasi dari beras pecah kulit, terasa kasar dan sulit dicerna perut. Kelemahan ini, sekarang justru menjadi sifat unggul dari serealia yang kulit arinya melekat erat pada biji. Sebab kulit ari biji, termasuk biji millet, adalah serat serealia paling baik, untuk membantu pencernaan. Kekurangan serat pada makanan, potensial mendatangkan penyakit kanker usus, juga gangguan pada usus besar seperti yang dialami oleh Mantan Presiden Soeharto. 

SUMBER KLIPPING: Foragri & Agromania
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Budidaya Jamur Tiram - All Rights Reserved
Template Modification by Kang Icong Published by Icong Online
Proudly powered by Blogger