Headlines News :
Home » » hasil halal dari bisnis halal

hasil halal dari bisnis halal

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (At Taubah : 105 )

Sistem globalisasi yang diluncurkan oleh negara-negara kapitalis saat ini seperti menjadi wajib hukumnya diikuti oleh setiap negara di seluruh dunia. Ketika salah satu negara mencoba untuk menghindari sistem ini, maka ia akan terisolir dari alur perdagangan dunia. Suka tidak suka negara-negara berkembang harus tergopoh-gopoh mengikuti sistim perdagangan kapitalis ini. Ilustrasi dengan sangat mudah tampak di Indonesia, ketika krisis ekonomi menerpa, maka kepentingan rakyat menjadi urutan kesekian, negara ini lebih mengutamakan kepentingan penghambaan kepada negara adi daya, raja kapitalis dunia . Akibatnya meskipun angka inflasi ditekan dibawah dua digit, tetapi kesempatan rakyat untuk mendapatkan kondisi hidup layak sangat susah, harga BBM diserahkan kepada mekanisme pasar, kebutuhan pokok tidak dapat lagi dikuasai negara untuk kepentingan rakyat dengan alasan menghindari monopoli..dampak nyata semua harga barang naik..termasuk harga pendidikan menjadi barang mewah bagi rakyat.

Islam memahami ekonomi bukan sebagai pencapaian keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan aspek kepedulian sosial, tetapi aktifitas ekonomi haruslah didasari atas landasan moralitas sesuai dengan ketentuan Alloh SWT. Hasil dari aktifitas ekonomi (keuntungan) bukanlah menjadi hak absolut pelaku bisnis, ada hak orang lain dalam setiap keuntungan yang diraih. Konsep ini sangat indah bila diterapkan dalam setiap gerakan ekonomi para pebisnis dikalangan ummat Islam.

Ada contoh nyata bagaimana seharusnya individu muslim berbisnis. Ketika Abu Tholib, paman Muhammad memperkenalkan keponakannya kepada pengusaha kaya pada saat itu, Siti Khodijah binti Khuwailid, Muhammad kemudian bermitra dan berperan sebagai sang professional untuk mitranya sang pemilik modal dengan kiat bisnis yang pada saat itu dianggap mustahil dilakukan oleh siapapun. Tapi tidak bagi seorang Muhammad yang ketika itu masih “kandindat” nabi. Kiat yang dilakukan sangat sederhana : Landasi bisnis dengan Moralitas ! maka terbuktilah beliau bersama sang mitra menjadi pengusaha dan professional sukses, tercatat sepanjang kiprah bisnisnya Muhammad melakukan delapan kali perjalanan bisnis dengan bendera Siti Khadijah Corporation keluar negeri yaitu: empat kali ke Yaman, dua kali ke Habasyah dan dua kali ke Jorasy.
Untuk itulah bisa dikatakan bahwa Nabi Muhammad, selain sebagai seorang Nabi, juga sebagai ekonom, bukan sekedar dalam konsep tetapi juga sekaligus sebagai praktisi ekonomi, atau lebih popular disebut sebagai pebisnis.

Bagi setiap individu muslim, kiat bisnis Muhammad tersebut tentu masih sangat valid bila dilakukan pada saat ini. Andaikata semua pengusaha muslim berkiat sesuai dengan landasan moralitas, maka Insya Alloh keterpurukan ekonomi ummat Islam dapat dieliminir seoptimal mungkin.

Kondisi ummat Islam (Indonesia) tak jauh dari pengaruh efek globalisasi , sebagai umat mayoritas di negara dengan penduduk lebih dari 225 juta jiwa, maka tak pelak ummat Islam menjadi ikon akan ketidak berdayaan ekonomi Indonesia ! Ini sebuah realita. Padahal kalau dari sudut bargaining.....wadhuh..!! bukan angka kecil untuk pasang harga bargaining yang tinggi di pasar dunia...

Tanpa mereduksi makna sebuah dakwah, maka aktifitas para ekonom ataupun pebisnis muslim mestinya harus juga menjadi aktifitas dakwah. Ini Insya Alloh akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh, yaitu hasil halal dari bisnis halal. (wowok mas)
Share this article :

1 comment:

  1. Refleksi lakon manusia...

    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa 35]

    dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
    maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
    sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,
    dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. [Asy Syams 7-10]

    ReplyDelete

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Budidaya Jamur Tiram - All Rights Reserved
Template Modification by Kang Icong Published by Icong Online
Proudly powered by Blogger