Buruh adalah kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dan ini bukan basa basi...BURUH adalah PUSAKA yang sayangnya sampai hari ini belum dirawat seoptimal mungkin.
Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa dan 25%-nya merupakan kelas menengah yg sedang tumbuh, Indonesia adalah pasar yg menggiurkan dan atraktif untuk dijajaki. Apalagi, dominasi usia produktif (usia
Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa dan 25%-nya merupakan kelas menengah yg sedang tumbuh, Indonesia adalah pasar yg menggiurkan dan atraktif untuk dijajaki. Apalagi, dominasi usia produktif (usia
kerja), ini memberikan keuntungan tersendiri di dunia isvestasi.
Dari segi sumber daya alam, Indonesia juga sangat berlimpah dengan pemanfaatan saat ini yg tidak lebih dari 20%. Ditunjang dengan situasi internasional yang masih belum stabil akibat krisis di Eropa dan AS. Kondisi ini dalam beberapa hal ikut mendorong arus modal ke negara berkembang dengan pendapatan menengah, seperti Indonesia.
Era investasi itu sudah di depan mata! Dan, investasi itulah arus utama yang akan membawa kapal Indonesia melaju sampai tahun 2025 sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-10 atau bahkan ke-6 di dunia.
Tahun ini, investasi tumbuh signifikan. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi tahun 2011 senilai Rp 251,3 triliun dari target Rp 240 triliun. Sementara target tahun 2012 senilai Rp 290 triliun, realisasi Januari-September sudah Rp 229,9 triliun atau 81 persen.
BKPM optimis investasi akan tembus diangka Rp. 300 triliun. Ini belum termasuk realisasi investasi di sektor perbankan, pasar modal dan energi, yg mmg tdk masuk dalam catatan BKPM. Dan ini nilainya jauh lebih besar karena porsi di BKPM sendiri hanya sekitar 16-17 % saja.
Namun ingat, investasi selalu menawarkan dua pilihan:
Pertama, investasi tanpa daya guna. Semata-mata Indonesia menjadi obyek eksploitasi tanpa kontrol dan tanpa nilai tambah untuk kepentingan nasional. Sumber daya alam yang dikeruk hanya dikonversi menjadi pajak yang nilainya kecil.
Kedua, investasi berdaya guna. Investasi yang memanfaatkan sumber daya alam menjadi industri yang bernilai tambah. Ini mutlak mensyaratkan faktor sumber daya manusia karena investasi butuh tenaga terampil dan berpendidikan untuk berkompetisi. Investasi butuh ilmuwan, insinyur, dan ahli-ahli lain. DALAM KONTEKS INI, BURUH MENJADI KUNCI.
Salah satu tantangan adalah rata-rata produktivitas buruh di semua sektor masih sangat rendah. Perbandingannya, kontribusi buruh di Indonesia terhadap PDB adalah 6.000 dollar AS, sedangkan di Malaysia 14.000 dollar AS.
Perlu ditekankan, produktivitas buruh tidak semata-mata ada di tangan buruh. Namun dalam banyak hal, penyebabnya ada di luar buruh, misalnya mesin produksi yang umumnya ketinggalan zaman dan transfer teknologi yang tidak jalan.
Sekali lagi, kini eranya investasi. Rapor merah inefisiensi di birokrasi termasuk OVERHEAD COST LIAR jika ada dan infrastruktur memang harus cepat dibirukan.
Namun, BURUH ADALAH PUSAKA yg mendesak untuk dirawat secara optimal.
Dari segi sumber daya alam, Indonesia juga sangat berlimpah dengan pemanfaatan saat ini yg tidak lebih dari 20%. Ditunjang dengan situasi internasional yang masih belum stabil akibat krisis di Eropa dan AS. Kondisi ini dalam beberapa hal ikut mendorong arus modal ke negara berkembang dengan pendapatan menengah, seperti Indonesia.
Era investasi itu sudah di depan mata! Dan, investasi itulah arus utama yang akan membawa kapal Indonesia melaju sampai tahun 2025 sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-10 atau bahkan ke-6 di dunia.
Tahun ini, investasi tumbuh signifikan. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi tahun 2011 senilai Rp 251,3 triliun dari target Rp 240 triliun. Sementara target tahun 2012 senilai Rp 290 triliun, realisasi Januari-September sudah Rp 229,9 triliun atau 81 persen.
BKPM optimis investasi akan tembus diangka Rp. 300 triliun. Ini belum termasuk realisasi investasi di sektor perbankan, pasar modal dan energi, yg mmg tdk masuk dalam catatan BKPM. Dan ini nilainya jauh lebih besar karena porsi di BKPM sendiri hanya sekitar 16-17 % saja.
Namun ingat, investasi selalu menawarkan dua pilihan:
Pertama, investasi tanpa daya guna. Semata-mata Indonesia menjadi obyek eksploitasi tanpa kontrol dan tanpa nilai tambah untuk kepentingan nasional. Sumber daya alam yang dikeruk hanya dikonversi menjadi pajak yang nilainya kecil.
Kedua, investasi berdaya guna. Investasi yang memanfaatkan sumber daya alam menjadi industri yang bernilai tambah. Ini mutlak mensyaratkan faktor sumber daya manusia karena investasi butuh tenaga terampil dan berpendidikan untuk berkompetisi. Investasi butuh ilmuwan, insinyur, dan ahli-ahli lain. DALAM KONTEKS INI, BURUH MENJADI KUNCI.
Salah satu tantangan adalah rata-rata produktivitas buruh di semua sektor masih sangat rendah. Perbandingannya, kontribusi buruh di Indonesia terhadap PDB adalah 6.000 dollar AS, sedangkan di Malaysia 14.000 dollar AS.
Perlu ditekankan, produktivitas buruh tidak semata-mata ada di tangan buruh. Namun dalam banyak hal, penyebabnya ada di luar buruh, misalnya mesin produksi yang umumnya ketinggalan zaman dan transfer teknologi yang tidak jalan.
Sekali lagi, kini eranya investasi. Rapor merah inefisiensi di birokrasi termasuk OVERHEAD COST LIAR jika ada dan infrastruktur memang harus cepat dibirukan.
Namun, BURUH ADALAH PUSAKA yg mendesak untuk dirawat secara optimal.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !